
Indonesia memiliki keragaman budaya yang diakui oleh dunia internasional. Peninggalan sejarah Indonesia memiliki daya tarik cukup tinggi di mata wisatawan. Candi Borobudur adalah salah satu peninggalan sejarah yang ada. Setiap tahunnya ada saja wisatawan yang mengunjungi candi tersebut. Malah beberapa di antara mereka telah mengunjungi candi lebih dari sekali.
Mengunjungi candi borobudur berarti menghargai sejarah yang dimiliki Indonesia. Bagi generasi muda sudah seharusnya memiliki sifat tersebut. Berikut adalah ulasan mengenai candi tersebut yang perlu diketahui.
Sejarah Candi Borobudur
Sejarah mencatat candi ini dibangun sekitar tahun 750-800 masehi. Hal tersebut didukung oleh penemuan tulisan aksara di kaki Karmawibhangga dengan tulisan aksara pada prasasti kerajaan tahun 800-900 masehi. Didirikan pada saat masa ajaran Budha Mahayana, candi borobudur ini terbilang tua. Sampai saat ini, sejarah yang dimilikinya sebenarnya masih menyimpan rahasia.
Terdiri dari dua asal kata yaitu bara dan budur, candi ini dapat dipastikan dibangun saat masa dinasti Syailendra. Arti dari kata bara adalah kompleks biara, sedangkan budur adalah atas. Dalam arti lain, dapat disimpulkan borobudur adalah kompleks biara di atas.

Lokasi, Rute, Dan Harga Tiket
Magelang menjadi tempat berdirinya candi ini. Salah satu wilayah di provinsi Jawa Tengah tersebut, dipilih kurang lebih 40 km dari barat laut Yogyakarta untuk membangun salah satu candi Budha ini. Tepatnya berada di Jl. Badrawati, Kw. Candi Borobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang. Candi ini menjadi tujuan sekaligus bagi yang sedang berwisata ke Yogyakarta karena hanya menempuh kurang lebih 1 jam dari pusat kota Yogyakarta.
Pemerintahan setempat sudah menyediakan bis yang bisa langsung menuju candi ini. Salah satunya melalui terminal bis Jombor Yogyakarta. Jika naik pesawat dan turun di bandara Adisucipto juga sudah ada bis DAMRI. Setelah mencapai palbapang, nantinya tinggal berbelok ke kiri dan menemukan candi ini.
Tiket untuk masuk candi dibedakan memilih paket perorangan atau rombongan. Jika perorangan, dikenakan biaya Rp 40.000 dengan usia di atas 10 tahun dan biaya Rp 10.000 untuk usia 3-10 tahun. Jika rombongan, dikenakan biaya Rp 20.000. Biaya yang dikenakan sudah termasuk asuransi sebesar Rp 500. Loket tiket juga menawarkan paket tiket yang bisa menjangkau candi di sekitarnya sekaligus.

Baca juga wisata air : Pantai Parangtritis
Keistimewaan Candi Borobudur
Sebagai salah satu peninggalan sejarah, candi ini tidak main-main dalam menunjukkan keistimewaan yang dimilikinya. Masyarakat dari kalangan manapun mengakui hal tersebut. Acungan jempol atas berdirinya candi ini sudah ada sejak lama. Berikut adalah ulasan mengenai keistimewaan yang dimilikinya.
1. Durasi Waktu Pembangunan Candi
Dengan durasi waktu pembangunan 75-100 tahun lamanya, candi ini sudah ada sebelum Candi Angkor Wat yang berada di Kamboja dibangun. Fakta mengatakan, candi angkor wat didirikan oleh Raja Suryavaman II pada sekitar pertengahan abad ke-12. Candi ini benar-benar diselesaikan saat masa Raja Samaratungga.
Proses pembangunannya dibagi dalam empat tahapan. Tahapan pertama adalah peletakan dasar pondasi bangunan. Puncak bukit diratakan terlebih dahulu agar terbentuk pelataran yang luas. Tahapan kedua adalah dibangunnya undakan persegi dan melingkar. Tidak ketinggalan juga pagar langkan dan stupa induk. Tahapan ketiga adalah dirubahnya stupa induk. Tahapan keempat merupakan tahap penyelesaian.

2. Tampilan Megah Candi
Awalnya, candi dirancang berupa stupa tunggal yang membentuk mahkota pada puncaknya. Namun, setelah dipertimbangkan, stupa tersebut dirubah menjadi tiga stupa berukuran kecil dan terdapat satu stupa besar sebagai induk. Pundan berundak yang dibagi ke 10 tingkat menambah kemegahan candi dengan filosofinya yaitu tahapan dan proses dalam kehidupan manusia.
Teras bujur sangkar yang sebanyak enam memiliki pelataran yang berbentuk melingkar. Sebanyak 504 arca dan 2.672 relief Budha menghiasi dinding candi. Stupa induk sendiri memiliki 72 stupa berlubang yang membentuk 3 barisan di sekelilingnya. Ditambah lagi dengan arca Budha yang sedang duduk membentuk pola sila pada tengah bungai teratai mekar sempurna.
3. Awal Ditemukannya Candi
Siapa sangka, candi ini tertutup di dalam debu vulkanik dan lapisan tanah. Hal tersebut dikarenakan letusan gunung berapi. Ditambah lagi di sekitar bukti tumbuh pepohonan dan semak-semak. Ada yang mengatakan bahwa candi ini menjadi tidak terawat akibat ibu kota kerajaan Medang dipindah ke daerah Jawa Timur oleh Raja Mpu Sindok.
Penemuan candi ini ditemukan saat kepemimpinan Thomas S. Raffles dari Inggris. Hal tersebut terjadi pada tahun 1814. Selanjutnya, tahun 1882, bangunan candi mulai disarankan untuk dilakukan perawatan agar relief dan artefak yang ada bisa terjaga. Pemerintah Hindia Belanda juga melanjutkan proses tersebut pada sekitar tahun 1900 dengan melakukan pemugaran candi.
4. Termasuk 7 Keajaiban Dunia
Candi ini memiliki bahan dasar yang terbuat dari bebatuan andesit. Meskipun tidak seluruhnya, bebatuan tersebut menutup bukit bagian demi bagiannya sehingga membentuk seperti cangkang yang membungkus tanah. Memiliki bangunan asli seperti piramida, candi ini berhasil meraih penghargaan internasional.
Prosesnya dimulai pada sekitar akhir tahun 1960 an. Pemerintahan Indonesia bekerjasama dengan pihak pemugaran yang memiliki taraf internasional. Tahun 1975-1982, Indonesia bersama UNESCO melakukan renovasi kembali. Pada akhirnya di tahun 1991, UNESCO memberikan penghargaan untuk masuk ke dalam situs warisan dunia dan menjadi 7 keajaiban di dunia.
Nah, setelah menyimak ulasan di atas, tentunya candi borobudur semakin membuat penasaran sekalipun sudah pernah mengunjunginya. Banyak rahasia sejarah yang tersimpan di setiap sudut candi. Wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri berlomba-lomba untuk mengunjungi candi ini agar bisa melihat secara langsung keistimewaan yang dimilikinya.
Oleh karena itu, bagi yang belum pernah mengunjungi, sudah sebaiknya mencatat candi borubudur sebagai salah satu destinasi wisata yang ingin dikunjungi. Semakin banyak orang yang ikut serta dalam kegiatan wisata ke candi, efeknya bisa dirasakan oleh diri sendiri. Pemerintahan setempat juga nantinya dianggap berhasil dalam mengangkat pariwisata yang ada.