Momenwisata.com

Tempat Bersejarah di Kota Makassar

Agustus 2, 2024 | by Mimin Momen Wisata

Tempat Bersejarah di Kota Makassar

Pendahuluan: Tempat Bersejarah di Kota Makassar

Momenwisata.com – Simak artikel berikut untuk mengetahui di mana saja letak tempat bersejarah di Kota Makassar. Kota Makassar terletak di pulau Sulawesi di bagian selatan. Kota ini berdiri sebagai saksi bisu tentang bagaimana orang-orang berjuang kembali dari waktu kolonisasi sampai mereka mendapatkan kebebasan mereka. Banyak bagian sejarah dari masa lalu yang masih dapat disaksikan di tempat ini. Banyak peninggalan tersebut, sekarang menjadi situs wisata yang sangat menarik bagi penduduk setempat dan pengunjung.

Berikut Daftar Beberapa Situs Bersejarah di Kota Makassar

Benteng Fort Rotterdam

Fort Rotterdam adalah tempat bersejarah pertama di Kota Makassar yang dapat wisatawan lihat. Pada tahun 1545, I Manrigau Daeng Bonto, raja ke-10 Gowa, membangun benteng ini. Dia bernama Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Fort Rotterdam sebelumnya terkenal sebagai Ujung Pandang Fort. Bangunan benteng ini yang terlihat seperti kura-kura menunjukkan bahwa negara Gowa sukses baik di laut maupun di darat.

Dalam Perang Makassar, yang berlangsung dari 1655 sampai 1669, benteng Ujung Pandang hancur. Belanda memerangi Sultanat Gowa pada saat itu, dan Sultan Hasanuddin bertanggung jawab.

Pada 18 November 1667, perang mencapai puncaknya. Karena pertempuran ini, sebagian benteng dihancurkan, dan Sultanat Gowa kalah. Untuk terakhir kalinya Sultan Hasanuddin harus menandatangani Perjanjian Bongaya.

Setelah mengambil alih Kerajaan Gowa, Gubernur Jenderal Speelman menggunakan arsitektur Belanda untuk membangun kembali bagian dari benteng yang telah hancur. Kemudian, benteng itu diberi nama Fort Rotterdam, yang berasal dari nama kota asal Speelman di Belanda. Juga, dari 1833 hingga 1855, Pangeran Diponegoro terkunci di gedung ini. Sementara Jepang sedang berperang dengan China, itu juga tempat di mana tawanan perang ditahan.

Bangunan Benteng Rotterdam ini terletak di Jalan Ujung Pandang, Kelurahan Bulo Gading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar. detikers dapat mengunjungi tempat ini mulai dari pukul 09.00-18.00 Wita.

Kompleks Makam Raja-raja Tallo

Makam Raja-Raja Tallo merupakan sebuah makam kuno tempat Raja-Raja Tallo dimakamkan mulai abad ke-17 sampai dengan abad ke-19. Dahulu Kompleks Makam Raja-Raja Tallo dikelilingi oleh Benteng Tallo yang dihancurkan oleh Belanda akibat Perjanjian Bongaya 1667.

Bentuk kuburan lama di situs ini terlihat seperti bangunan kuil. Ada berbagai jenis dekorasi, seperti dekorasi tanaman, daun anggur, dan seni kaligrafi. (Arabic letters). Dalam hal pemerintahan, makam Raja-raja Tallo terletak di Jalan Sultan Abdullah 3 di Desa Tallo, Distrik Talo, Kota Makassar. Wisatawan dapat dengan mudah mencapai situs kuno ini; mereka dapat menggunakan kendaraan dua roda atau empat roda.

Monumen Mandala

Monumen Mandala adalah situs kuno berikutnya yang harus dilihat wisatawan. Salah satu situs bersejarah yang paling penting di Indonesia adalah Monumen Mandala, yang menunjukkan bagaimana rakyat Indonesia berjuang untuk mengambil kembali kekuasaan dari kolonial Belanda di Indonesia Barat pada tahun 1962.

Diperkirakan bahwa pekerjaan pada Monumen Mandala Pembebasan Irlandia Barat dimulai pada tahun 1994. Gubernur Sulawesi Selatan, HA Zaenal Basri Palaguna, adalah orang yang memulai proyek ini. Soesilo Soedarman, yang merupakan Menteri Koordinasi Politik dan Keamanan pada saat itu, meletakkan batu pertama pada 11 Januari 1994.

Setelah itu, pada 19 Desember 1995, Presiden Soeharto membuka monumen ini ke publik. Pembangunan monumen itu bertujuan untuk menjadi pengingat kuat tentang betapa kerasnya para pahlawan bekerja dan apa yang mereka putuskan untuk membuat daerah itu bebas dan independen.

Menara di tempat bersejarah adalah 62 meter tinggi. Angka ini menandai tahun 1962, yang adalah ketika memulai perlawanan terhadap kolonisasi di Afrika Barat.

Patung ini terdapat di Jalan Jenderal Sudirman No. 2, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar. Anda hanya dapat mengunjungi tempat bersejarah ini dari Senin hingga Jumat, pukul 11:00 hingga 18:00 WITA.

Museum Kota Makassar

Di Makassar City Museum, Anda dapat menemukan catatan sejarah tentang budaya, sejarah, dan identitas kota. Di Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar City, Sulawesi Selatan (Sulsel), di Jalan Balai Kota No. 11 A, Anda dapat menemukan museum.

Makassar City Museum telah ada sejak tahun 1906. Pembangunan gedung ini terjadi pada saat Makassar menjadi Gemeente. (Big City). Ketika pertama kali pembangun, museum ini bertujuan untuk menjadi kantor Pemerintah “Gemeente Makassar”. Makassar City Museum adalah gedung kantor pertama di luar Fort Rotterdam. Pada saat itu, itu juga kantor walikota.

Kantor Walikota Makassar masih menggunakan rumah ini dari tahun 1947 sampai negara itu menjadi independen pada tahun 1993. Suwahyo adalah walikota Ujung Pandang dari tahun 1988 hingga 1993. Tidak sampai kepemimpinannya, Kantor Walikota pindah ke Kantor Gubernur Celebes, yang sekarang adalah bangunan Kantor Dewan Kota.

Kantor Gubernur pindah ke Jalan Urip Sumoharjo setelah pemindahan kantor walikota. Rumah yang dulu menjadi Kantor Walikota Makassar berubah menjadi Museum Kota dan sekarang disebut “Museum Kota Makassar”.

Ada banyak koleksi yang berbeda di museum ini, seperti bola senapan, gambar produksi dari masa lalu yang terlihat seperti naskah, dan foto bangunan bersejarah dan acara. Ada juga patung-patung, Patompo, trinket tradisional, dan foto-foto walikota masa lalu Makassar.

Gereja Katolik Katedral

Katedral Katolik gereja adalah bangunan tertua di Kota Makassar dan seluruh Sulawesi Tenggara dan Selatan. Gereja berada di titik di mana Jalan Kajaolalido, Jalan Kartini, dan Jalan Thamrin bertemu. Dibangun pada tahun 1906. Tujuan pembangunan gereja ini adalah untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Kristen Katolik dari negara-negara lain yang tinggal di Makassar.

Bangunan ini memiliki bentuk yang sama dengan Gereja Immanuel; itu simetris dan memiliki halaman besar di depan, sisi, dan belakang. Ketika Anda melihat bangunan dari depan, itu memiliki bentuk simetris yang membuatnya terlihat seperti itu terbangun dalam cara Italia abad pertengahan.

Pilaster bergaya klasik Inggris berderet di depan dan samping, bagian kiri dan kanan terhias dengan molding baik pada kaki, badan hingga kepala. Alamat lengkap gereja ini di Jalan Kajaolalido Nomor 14, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.

Klenteng Xiang Ma

Membuat Kuil Xiang Ma menunjukkan bahwa Kota Makassar terbuka untuk budaya yang berbeda dan menghargai mereka. Di mana kuil ini adalah tempat doa bagi para Buddha dan Konfucian.

Anda dapat menemukan kuil ini di Jalan Sulawesi, yang berada di bagian utara Kuil Kwan Kon. Pada saat itu, bangunan kuil hanya terbuat dari bambu dan kayu, dan atapnya terbuat dari daun nipa. Kemudian, pada tahun 1860, kuil ini diperbaiki dan berubah menjadi bangunan permanen batu bata.

Pada gapura klenteng ini terdapat patung anjing, Menempatkan patung Dewi Xiang Ma di unit sentral di atas altar, di ruang belakang terdapat patung Budha. Sebagai bangunan dengan arsitektur Cina maka Klenteng Xiang Ma penuh dengan hiasan berupa molding dan patung-patung naga di kombinasi elemen dekoratif pada susunan balok-balok, kolom, konsol yang bertumpuk ke atas makin lebar menghasilkan perpaduan yang sangat harmonis.

Kesimpulan: Tempat Bersejarah di Kota Makassar

Kota Makassar, dengan kekayaan situs bersejarahnya, menawarkan jendela yang menakjubkan ke masa lalu yang penuh perjuangan dan kebangkitan dari masa kolonial hingga kemerdekaan. Dengan mengunjungi benteng Fort Rotterdam, kita dapat menyaksikan kekuatan arsitektur yang menyimbolkan kejayaan Kerajaan Gowa, sementara Kompleks Makam Raja-raja Tallo menyajikan sejarah spiritual dari para penguasa terdahulu. Selanjutnya, Monumen Mandala menjadi pengingat heroik perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan Belanda, serta Makassar City Museum yang menggambarkan evolusi budaya dan identitas kota ini. Gereja Katolik Katedral dan Klenteng Xiang Ma, sebagai situs tertua di Makassar, menampilkan keragaman dan toleransi budaya yang telah berakar kuat di kota ini. Oleh karena itu, setiap sudut Makassar tidak hanya menawarkan pelajaran sejarah tetapi juga menjadi destinasi menarik yang mengundang wisatawan untuk mengeksplorasi kekayaan sejarah dan budayanya.

RELATED POSTS

View all

view all