Momenwisata.com

Tempat Bersejarah di Sumatera Barat

Juli 31, 2024 | by Mimin Momen Wisata

Tempat Bersejarah di Sumatera Barat

Pendahuluan: Tempat Bersejarah di Sumatera Barat

Momenwisata.com – Anda berencana membawa keluarga Anda berlibur ke tempat bersejarah? Yuk simak artikel berikut untuk mengetahui di mana saja tempat bersejarah di Sumatera Barat. Salah satu tempat wisata paling populer di Indonesia adalah Sumatra Barat. Bersama-sama, hal-hal ini membentuk potensi pariwisata yang besar di Sumatra Barat. Hampir semua jenis tempat wisata terdapat di sini. Selain pemandangan alam seperti laut, pantai, pegunungan, danau, dan kandang, ada juga situs bersejarah dan atraksi budaya untuk dilihat di berbagai bagian kota. Tidak ada yang salah dengan mengunjungi tempat-tempat di mana terdapat banyak artefak dan jejak dari zaman prasejarah hingga kemerdekaan. Ketika Anda pergi ke Sumatra Barat, Anda dapat melihat tempat-tempat bersejarah ini.

Berikut Beberapa Daftar Tempat Bersejarah di Sumatera Barat:

1. Museum Adityawarman

Menggunakan nama Adityawarman untuk menghormati Raja Pagaruyung pada tahun 1400 Masehi. Museum Adityawarman kota Padang juga sangat terkenal, dan sering disebut-sebut sebagai taman mininya kota Padang. Banyak artefak sejarah yang sangat penting tersimpan di situs bersejarah ini. Ini termasuk arsip dan kertas serta bagian penting dari budaya Minangkabau. Lokasi ini menunjukkan beberapa hal tentang kota dan orang-orang yang tinggal di daerah Padang.

2. Jembatan Siti Nurbaya

Siti Nurbaya bridge membentang 156 meter di sepanjang pelabuhan Batang Arau. Jembatan ini menghubungkan kota tua padang dengan taman Siti Nurbaya yang merupakan tempat pemakaman Siti Nurbaya, sosok wanita yang kisahnya begitu populer dalam dunia sastra Indonesia. Jika Anda ingin melihat matahari terbenam yang paling indah, waktu terbaik untuk mengunjungi Jembatan Siti Nurbaya adalah di sore hari menjelang petang.

3. Benteng Fort de Cock

Benteng ini berada di kota Bukittinggi. Fort de Kock adalah nama lain untuk Bukittinggi di masa lalu. Kapten Bauer membangun benteng ini di Bukit Jirek Negeri, Bukittinggi, pada tahun 1825, ketika ia bertanggung jawab atas Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal India Timur Belanda. Dia melakukannya dalam kasus orang-orang yang diserang selama Perang Paderi. Fort de Kock masih berdiri sebagai pengingat tenang betapa kokohnya orang Belanda ketika mereka mencoba menguasai Minangkabau. Keunikan masih dapat dilihat di bangunan 20 meter tinggi ini dicat putih dan hijau.

4. Benteng Van der Capellen

Salah satu situs warisan budaya di Batusangkar, Tanah Datar Regency, adalah Van der Capellen Fort. Selama Perang Paderi, benteng ini dibangun antara tahun 1822 dan 1826. Ia diberi nama GAGPh. Van Der Capellen, yang merupakan Gubernur Jenderal India Timur Belanda. Orang Belanda meninggalkan dua senjata tua yang dapat dilihat di museum ini. Mereka berada di sisi kiri dan kanan bangunan benteng. Bentuk aslinya bangunan benteng masih diperbaiki. Bangunan ini sekarang digunakan sebagai kantor Kantor Budaya, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Tanah Datar.

5. Lubang Jepang, Bukittinggi

Lubang Jepang adalah salah satu objek wisata sejarah dan saksi bisu atas pendudukan jepang di sumatera barat. Pada titik ini, lubang itu sekitar 1400 meter panjang. Panjang lubang yang terdapat di lokasi ini kurang lebih 1400 meter, sedangkan panjang keseluruhan yang berada di bawah Kota Bukittinggi kurang lebih sekitar 5000 meter. Dengan demikian yang terawat atau terpelihara hanya 30 persen dari yang seharusnya. Lubang ini sebagian besar digunakan sebagai pangkalan militer untuk melindungi dari serangan dari Sekutu. Karena kegunaannya konstruksi lubang Jepang ini dijaga dan dirahasia. Tidak ada yang tahu persis kapan pembangunan pertama lubang ini. Hanya dapat di perkirakan bahwa pembangunannya segera dilakukan pada tahun 1942.

6. Istano Basa Pagaruyung, Batusangkar

Istana ini adalah bagian penting dari sejarah yang harus Anda lihat. Terletak di kecamatan Tanjung emas, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Komplek Istano Basa Pagaruyung yang mulai dibangun pada tanggal 27 Desember 1976 ini adalah nama dari tempat tinggal keluarga kerajaan Minangkabau yang sekaligus menjadi pusat Kerajaan Minangkabau pada masanya. Konstruksi bangunanya berbeda dengan rumah tempat tinggal rakyat.

7. Museum Tambang Batubara, Ombilin

Ada sebuah kota bernama Sawahlunto di Sumatra Barat. Sekitar 90 km dari kota ini. Ada banyak sejarah untuk dilihat di Sawahlunto. Hari-hari besar batubara adalah apa yang paling bangga kota ini ketika datang ke sejarahnya. Pada tahun 1888, Belanda membangun kota ini dan menjadikannya salah satu tempat utama untuk pertambangan batubara. Salah satunya adalah museum tambang batubara di Saringan, Barangin, Kota Sawah Lunto. Museum ini memiliki banyak item yang berbeda tentang pertambangan batubara dari waktu koloni hingga saat ini.

8. Nagari Tuo Pariangan

Nagari Tuo Pariangan adalah desa tertua di Minangkabau. Itulah di mana orang-orang yang tinggal di Minangkabau hari ini mendapat permulaan. Bentuk desa tradisional di desa ini adalah benar untuk kehidupan. Ruang tamu, masjid, rumah tradisional, dan kandang beras semuanya hadir dan berfungsi seperti yang seharusnya, mencerminkan kehidupan sosial orang Minangkabau. Batu sampah, juga dikenal sebagai makam panjang, dikatakan sebagai makam Dt. Tantejo Gurhano, pembangun Rumah Tradisional Minangkabau. Ada juga air panas dan relik bersejarah. Menurut Budget Travel, Nagari Pariangan adalah salah satu desa paling indah di dunia pada akhir 2012. Ini berada di daftar dengan desa-desa dari Swiss, Prancis, Republik Ceko, dan Kanada.

9. Jembatan Ratapan Ibu, Payakumbuh

Jembatan Mother’s Lament terletak di kota Payakumbuh, Sumatra Barat. Ini adalah tempat pembunuhan pejuang kebebasan oleh tentara Belanda selama era kolonial. Pembangun jembatan sepanjang 40 meter ini menggunakan metode konstruksi tradisional pada tahun 1818. Ini terdiri dari bentuk setengah lingkaran batu-batu merah yang terjebak bersama dengan kalsium dan semen bukan tulang besi. Pemerintah India Timur Belanda menggunakan pekerja asli sebagai budak untuk membangun Jembatan Lament Ibu sebagai peringatan terhadap kekejaman orang Belanda dan pejuang yang terbunuh di jembatan ini.

10. Istana Bung Hatta, Bukittinggi

Bangunan Negeri Tri Arga, juga terkenal sebagai Bung Hatta Palace, terletak di tengah-tengah Kota Bukittinggi, Sumatra Barat. Kota ini pernah menjadi rumah Wakil Presiden Indonesia Mohammad Hatta. Pada tahun 1960-an, perubahan dibuat ke bangunan yang berdiri saat ini setelah bangunan pertama dihancurkan oleh kebakaran selama Agresi Militer Belanda Kedua. Artifak kuno di Sumatra Barat adalah kenangan dari masa-masa buruk yang terjadi pada saat itu. Jangan pernah lupa apa yang para pahlawan lakukan untuk kita.

Kesimpulan: Tempat Bersejarah di Sumatera Barat

Sebagai salah satu destinasi wisata populer di Indonesia, Sumatra Barat menawarkan kekayaan sejarah dan budaya yang memukau. Dengan berbagai situs bersejarah seperti Museum Adityawarman yang menyimpan artefak budaya Minangkabau, hingga Istano Basa Pagaruyung yang merupakan pusat Kerajaan Minangkabau, pengunjung dapat merasakan jejak masa lalu yang penuh makna. Selain itu, Jembatan Siti Nurbaya dan Jembatan Ratapan Ibu menawarkan pemandangan indah serta cerita sejarah yang menggugah. Sementara itu, Benteng Fort de Cock dan Van der Capellen memberikan wawasan tentang perjuangan melawan penjajah. Menariknya, Lubang Jepang dan Museum Tambang Batubara menunjukkan bagaimana Sumatra Barat terlibat dalam sejarah Perang Dunia II dan era kolonial. Terakhir, Nagari Tuo Pariangan memberikan gambaran kehidupan tradisional Minangkabau, memperkaya pengalaman wisata dengan sentuhan lokal. Dengan demikian, Sumatra Barat bukan hanya sekadar tujuan wisata alam, tetapi juga destinasi yang menyajikan perjalanan menyusuri sejarah dan budaya yang tak terlupakan.

RELATED POSTS

View all

view all