
Siapa yang tidak kenal dengan Tugu Yogyakarta? Salah satu landmark dari kota Yogyakarta ini telah terkenal baik di kalangan wisatawan lokal maupun asing. Tempatnya yang sangat strategis menjadikan tugu ini tidak sepi oleh para pengunjung.
Lokasi Tugu Jogja
Lokasi tugu dari kota Yogyakarta ini sangat mudah sekali diakses oleh para wisatawan. Karena lokasi ini tepat berada di jantungnya kota Yogyakarta, yakni terletak di pusat kota Yogyakarta itu sendiri.
Lebih tepatnya tugu jogja ini memotong empat jalan utama yakni jln. Mangkubumi, jln. Jend. Sudirman, jln. Diponegoro, dan jln. AM Sangaji yang banyak dilalui oleh masyarakat.

Harga Tiket Tugu Yogyakarta
Untuk mengunjungi Tugu Yogyakarta ini para pengunjung tidak usah mengeluarkan biaya satu rupiah pun. Karena landmark ini berada di pusatnya kota Yogyakarta serta diperuntukkan untuk umum, menjadikan tugu jogja ini dibuat secara cuma-cuma oleh pemerintah setempat.
Hanya saja bagi para pengunjung yang membawa kendaraan pribadi dikenakan biaya tambahan untuk parkir yakni Rp. 2.000 untuk motor dan Rp. 5.000 untuk mobil. Dengan mengeluarkan biaya parkir saja, maka para wisatawan pun dapat menghabiskan waktu akhir pekannya.
Sejarah Tugu Jogja Golong Gilig

Baca juga wisata belanja : Pasar Beringharjo
Berdasarkan sejarahnya, tugu Yogyakarta ini dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Golong gilig, itulah nama awal dari tugu jogja ini, tugu yang mempunyai ketinggian kurang lebih 25 meter. Dinamakan gilig karena tiang dari tugu ini berbentuk gilig atau silinder serta puncaknya yang berbentuk golong atau bulat.
Tugu ini mempunyai makna yang sangat sakral sekali yakni manunggaling kawula gusti yang berarti menggambarkan semangat persatuan antara rakyat Yogyakarta dengan penguasa dalam melawan para penjajah.
Bukan hanya itu saja, tugu jogja ini pun mempunyai makna lain yakni sebagai hubungan antar manusia dengan Tuhan atau sang pencipta. Berdasarkan catatan sejarah, di Yogyakarta sendiri terdapat gempa bumi yang sangat hebat sehingga menghancurkan tugu ini tepatnya pada tanggal 10 Juni 1867. Setelah gempa bumi itu menghancurkan landmark Kota Jogja, maka pada tahun 1889 dilakukan renovasi oleh pemerintahan Belanda.
Renovasi yang dilakukan oleh pemerintahan Belanda sendiri dilakukan secara menyeluruh, sehingga tugu tersebut pun berbeda dari bangunan aslinya. Penyegaran tersebut mengakibatkan bentuk dari tugu ini menjadi persegi dengan tiap sisinya dihiasi semacam prasasti. Simbol tersebut menunjukkan siapa saja yang ikut terlibat dalam proses penyegaran tugu tersebut.
Selain penyegaran pun melibatkan dari puncak tugu jogja itu sendiri yang asalnya berbentuk bulat menjadi kerucut dengan ujungnya yang meruncing. Bukan hanya itu saja, tinggi dari tugu ini pun berubah dari yang semula 25 meter menjadi 15 meter saja.
Pada tanggal 3 Oktober 1889, tugu ini diresmikan kembali oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Pada saat peresmian tersebutlah, tugu ini lebih dikenal dengan sebutan De Witt Paal atau Tugu Putih dibanding dengan sebutan Golong gilig.
Fasilitas Yang Ada Di Tugu Yogyakarta
Pemerintah kota Yogyakarta sendiri memberikan fasilitas yang bisa dinikmati di sekitaran tugu ini. Agar para pengunjung yang mengunjungi tugu ini pun mendapatkan kenyamanan saat menghabiskan waktu akhir pekan mereka.
Adapun fasilitas yang disediakan pihak pemerintah setempat di tugu yogyakarta ini antara lain taman, kursi duduk, warung makan, serta kafe. Fasilitas tersebut untuk melengkapi akhir pekan para pengunjung yang mengunjungi tugu ini.

Fakta Seputar Tugu Yogyakarta Yang Jarang Diketahui
Membahas lebih lanjut mengenai landmark kota Yogyakarta ini, terdapat fakta-fakta seputar tugu tersebut. Beberapa fakta yang jarang diketahui oleh orang-orang mengenai tugu ini antara lain sebagai berikut.
1. Tugu Ini Sudah Berubah Bentuk
Seperti halnya yang sudah dibahas di awal, bahwa tugu jogja ini mengalami perubahan total saat pemerintahan Belanda merenovasi bangunan ini. Hal tersebut tidak banyak diketahui oleh orang-orang, bahkan warga sekitar pun hanya sedikit yang mengetahui perubahan bentuk dari tugu ini sendiri.
2. Pernah Runtuh Pada Tahun 1867
Selain tugu ini sudah berubah bentuk, fakta yang jarang diketahui oleh banyak orang mengenai tugu ini adalah pernah runtuh pada tahun 1867.
Runtuhnya tugu yogyakarta ini dikarenakan gempa bumi berkekuatan besar melanda daerah Yogyakarta. Hal inilah yang menyebabkan tugu ini mengalami perubahan total dibidang arsitekturnya sebagaimana yang telah dipaparkan di atas.
3. Tingginya Lebih Pendek Dari Tinggi Awal
Sebagaimana yang telah diceritakan di atas, bahwa pemugaran dari tugu ini berawal ketika gempa bumi yang berkekuatan sangat besar menerjang kota Yogyakarta. Hal tersebutlah yang mengakibatkan tugu ini runtuh dan terpaksa dilakukan pemugaran secara total.
Di dalam pemugarannya sendiri, selain bentuk tugunya yang berubah, tinggi dari tugu jogja ini pun berubah. Namun perubahan dari segi bentuk dan tingginya ini, tidak mempengaruhi kekuatan simbolis dari tugu itu sendiri.
4. Mempunyai Beragam Simbol
Berbeda dengan bangunan yang lain, tugu yogyakarta ini mempunyai berbagai macam simbol di dalamnya. Salah satunya jika dilihat secara seksama adalah gambar bintang dengan 6 sudut serta ujungnya tugunya yang meruncing dan berwarna emas seperti halnya lambang unicorn.
Simbol-simbol tersebut dibuat tidak hanya sekedar asal buat saja, lebih dari itu simbol tersebut mempunyai artinya masing-masing.
5. Adanya Campur Tangan Belanda Dalam Pembangunan Tugu Tersebut
Fakta terakhir tentang tugu jogja ini yang jarang diketahui oleh orang lain adalah adanya campur tangan Belanda di dalam pembangunannya.
Hal tersebut tidak lain karena ada maksud tersendiri dari pihak pemerintah Belanda, yakni ingin memecah belah persatuan dari masyarakat Yogyakarta itu sendiri. Meskipun pada akhirnya maksud tersebut tidak mempengaruhi eratnya persatuan dari warga sekitar.
Itulah beberapa informasi serta fakta-fakta yang jarang diketahui oleh orang-orang mengenai tugu Yogyakarta. Dengan adanya beberapa informasi tersebut, diharapkan bisa menambah pengetahuan mengenai landmark dari kota Yogyakarta ini.